Cakap Mengelola Uang melalui Asuransi Jiwa

| Kamis, 03 Juli 2008
Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan teman lama yang saat ini berprofesi sebagai Konsultan Keuangan. Sekadar intermezo, saya berkelakar padanya, “Broer, mana yang benar, Money has the rule atau We have to rule the money?” Teman saya menjawab dengan enteng, “Dua-duanya bisa benar, bisa juga tidak! It depend on kecakapan kita dalam mengelolanya!”

Dari kelakar santai tersebut, saya mendapatkan satu premis yang esensial, yakni Kecakapan dalam Mengelola! Kalau saya sepakat dengan premis Money Has the Rule, berarti uang yang banyak hanya bisa diperoleh melalui upaya yang banyak pula! Sebaliknya, kalau saya bersepaham dengan premis We Have to Rule the Money, berarti saya memiliki otoritas untuk menggunakan uang dan memperoleh beragam manfaat praktis.

Polis Secukupnya, Proteksi Maksimal

Dari kedua premis tersebut, saya berdiri dengan satu pernyataan egaliter: Uang sedikit bisa dipakai untuk manfaat yang maksimal! Dalam konteks Asuransi Jiwa, analogi dari pernyataan tersebut ialah: Sedikit menabur polis, menuai proteksi maksimal!

Sebuah rumah tangga yang memiliki dua orang anak, misalnya, mereka tentu mengalokasikan pengeluaran keuangan untuk segala kebutuhan utama, salah satunya biaya sekolah anak-anak. Ketika akumulasi penghasilan suami dan istri terkompilasi dalam satu inflow keuangan keluarga, sekuen prioritas pengeluaran pun berjalan secara konvensional, yakni pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya cicil barang-barang, biaya anak sekolah, serta alokasi sejumlah uang untuk ditabung.

Sesudah semua pos terpenuhi, alokasi apa lagi yang perlu diterapkan oleh keluarga tersebut? Mengacu kembali pada jargon positif: Sedikit menabur polis, menuai proteksi maksimal, keluarga ini seyogyanya mengalokasikan dana untuk memproteksi diri dengan pembelian produk Asuransi Pendidikan.

Selain berfungsi sebagai tool of protection terhadap berbagai hal, misalnya risiko kematian dini, kehilangan kemampuan atau cacat, kehilangan pekerjaan/pendapatan, Asuransi Jiwa juga berfungsi sebagai akumulator dana untuk penyediaan dana darurat, kebutuhan keluarga, portofolio investasi secara umum, dan penyediaan dana pendidikan bagi anak.

Saya mengangkat tema ini karena sering munculnya problema klasik ketika gaung Tahun Ajaran Baru Sekolah mulai bergulir kembali pada medio Mei-Juni. Saya sering menjumpai ada banyak orang tua yang kebingungan untuk bisa meng-cover biaya sekolah anak-anak mereka, baik yang mau masuk SD, SMP, SMU, maupun Perguruan Tinggi.

Ketika saya melihat realita tersebut, positivisme paradigmatik saya pun muncul, “Seandainya para orang tua sejak dini sudah mengalokasikan uang guna membayar premi untuk kepentingan Asuransi Pendidikan, betapa bahagianya mereka ketika menghadapi setiap Tahun Ajaran Baru! Semuanya terencana dan biaya sekolah hingga jenjang Perguruan Tinggi bisa ter-cover dengan baik.”

Ketika mereka membeli produk Asuransi Pendidikan, mereka membayar premi secara berkala (per 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun). Apa pun pilihan skema waktu pembayaran, yang pasti keluarga ini sudah memproteksi diri terhadap kebutuhan biaya sekolah anak-anak mereka. Secara praktis, ketika mereka membayar polis, saat itulah kebutuhan finansial untuk keperluan sekolah anak-anak bisa terasistensi sehingga beban mereka pun menjadi lebih ringan.

Itu sebabnya, pengelolaan uang secara bijak amat menentukan sejauh mana keluarga bisa memenuhi setiap kebutuhan secara proper. Pengelolaan bijak disertai dengan pembatasan biaya konsumtif akan bermuara ke arah manfaat yang lebih besar terhadap uang yang ditabung di masa yang akan datang. Ketika penghasilan mereka mengalami peningkatan, seyogyanya pola konsumtif tetap bisa dikontrol. Ini merupakan salah satu bentuk pengelolaan keuangan secara bijak.

Mengapa saya menyarankan agar setiap keluarga memiliki paling tidak satu produk Asuransi Jiwa? Langkah protektif yang mereka lakukan pada hari ini amat menentukan sejauh mana mereka bisa mengalami kelegaan finansial di masa mendatang. Keuntungan jangka panjang yang mereka dapatkan adalah proteksi finansial ketika beragam kebutuhan beratribut biaya besar muncul pada beberapa tahun berikutnya. Esensinya, pengalokasian dana untuk proteksi merupakan salah satu manifestasi dari kecakapan dalam mengelola uang!